Oleh:
Vita
Nur Amalia (B94219102)
Zahro'atul
Iftitah N.R (B94219103)
Zanuba
Arifah Amrya (B94219104)
Kelas
D3
Dosen
Pengampu:
Prof.
Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag
Asisten
Dosen I:
Ati’
Nursyafa’ah, M.Kom.I
Asisten
Dosen II:
Baiti
Rahmawati, S.Sos
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SUNAN
AMPEL SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang
diberikan-Nya sehingga tugas ini dapat kami selesaikan, sholawat dan salam tak
lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam kesempatan ini kami ingin berterimakasih kepada Prof. Dr.
Moh. Ali Aziz, M.Ag, ibu Ati’ Nursyafa’ah, M.Kom.I, serta ibu Ati’ Nursyafa’ah, M.Kom.I yang telah
memberikan bimbingan dan kepercayaannya kepada kami untuk mengerjakan tugas
ini.
Saya berharap buku ini dapat memberikan sebuah kontribusi bagi
usaha pengembangan dakwah islam saat ini, dan mampu mendorong pembacanya untuk
menyebarkan dakwah islam dengan baik dan maksimal.
Surabaya. 20 September 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................ i
DAFTAR
ISI........................................... ii
BAB
I PEMBAHASAN
A.
Persuasi
Dakwah............................... 1
B.
Tahap Perubahan Prilaku................... 7
C.
Evaluasi Dakwah ............................. 10
BAB
II PENUTUP
Kesimpulan........................................ 16
DAFTAR
PUSTAKA............................. 17
BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Persuasi Dakwah
1.
Pengertian
Komunikasi Persuasif
Myers dan Myers (1992 : 4-6) mengemukakan bahwa secara garis besar
ada enam tujuan komunikasi. Tujuan tersebut adalah :
a. Memahami
lebih jauh tentang diri sendiri, untuk menemukan siapakah dirinya.
b. Memahami
lebih jauh tentang orang lain, untuk mengurangi ketidakpastian mengenal
hubungannya dengan orang lain di sekitarnya.
c.
Memahami dunia sekitarnya.
d. Saling
berbagi pengalaman dan membantu orang lain.
e. Untuk
membujuk atau mempengaruhi orang lain.
f. Untuk
hiburan, bermain, dan melepaskan ketegangan dalam berkomunkasi dan jenis-jenis
yang lain.[1]
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dilakuakan dengan
tujuan mempengaruhi dan membujuk orang lain agar menuruti permintaan, perintah,
atau menyetujui suatu argument tersebut.
Secara khusus Bettinghaus (dalam Dahnke & Clattern buck, 1990 : 234)
menekankan adanya tiga unsur penting dalam komunikasi persuasif, ketiga unsur
tersebut adalah (a) usaha yang disengaja, (b) perubahan tingkah laku, (c)
penyampaian pesan.[2]
2.
Pengertian
Dakwah Persuasif
Usaha untuk memengaruhi pendapat, pandangan, sikap, ataupun tingkah
laku seseorang, dapat ditempuh cara
koersif, yaitu dengan cara paksa, bila perlu disertai dengan terror-teror
yang dapat menekan batin dan menimbulkan ketakutan. Selain itu, ada cara persuasif, yaitu dengan mempengaruhi
jiwa seseorang, sehingga dapat membangkitkan kesadarannya untuk menerima dan
melakukan suatu tindakan. Dakwah termasuk jenis cara kedua.[3]
Dakwah bersifat persuasif artinya berusaha mempengaruhi manusia
untuk menjalankan agama sesuai dengan kesadaran dan kemauannya sendiri bukannya dengan jalan koersif (paksaan),
sebab pemaksaan adalah perampasan hak asasi manusia. [4]
Perintah dakwah dengan kata “Serulah…” yang terdapat dalam
al-Qur’an surat an-Nahl [16] ayat 125, adalah perintah dakwah persuasif dan
bukan secara koersif maupun intimidatif.[5]
Allah SWT, telah berfirman:
3.
Metode Dakwah
Persuasif
Jika dakwah persuasif dengan metode ceramah, pembicara dapat
menggunakan alat-alat psikologis, agar menghasilkan kesan yang mendalam (Suwito
Kusumowidagdo) dalam T.A. Lathief Rousydy, 1989; 286-290)[6],
yaitu :
1.
Docare
Docare yaitu meyakinkan audiensi dengan menerangkan, menjelaskan ,
dan membuktikan kebenaran isi dakwah, serta menunjukkan tidak benarnya pendapat
orang lain yang bertentangan menggunakan beberapa bukti untuk mendukungnya.
2.
Permover
Permover yaitu cara menggerakkan perasaan dan kemauan audiensi
dengan jalan directe pathetiek, yakni dengan kekuatan perasaan dan
keyakinannya, pembicara melahirkan kata hatinya dengan penuh semangat yang
menyala-nyala. Di samping itu juga dengan jalan indirecte pathetiek, yaitu
dengan tidak mengemukakankata-kata yang tegas dan kuat untuk menggambarkan apa
yang dimaksud bersandar pada imajinasi pendengar.
3.
Conciliare
Conciliare yaitu cara menarik perhatian pendengar terhadap isi
ceramah, dengan cara :
a.
Menunjukkan
pentingnya masalah
b.
Menunjukkan
bahwa pendengar mempunyai kepentingan langsung dengan masalah tersebut
c.
Menggunakan
sopan santun ceramah
d.
Memperhatikan
cara- cara bicaranya
e.
Menghias pokok
pembicaraan yang mestinya tidak begitu baik, tetapi perlu dikemukakan , dengan
kata-kata sedemikian rupa hingga tidak menyinggung perasaan halus audiensi.
4.
Frapper Toujour
(Pukul terus)
Frapper Toujour, teknik persuasi yang artinya “pukul terus” ini merupakakan
cara yang telah teruji untuk menanamkan suatu pengertian atau paham hingga
mendalam. Maksud cara ini ialah dengan berulang-ulang dan tegas pengertian atau
paham itu dikemukakan, dipuji, supaya pendengar hafal mengetahui betul-betul
,dan akhirnya timbul kepercayaan kepadanya.[7]
5.
Simbolik
Simbolik yaitu cara memberi gambaran tentang apa yang dimaksudkan
dalam pesan ceramah dengan bahasa lambang . Pembicara harus berpikir dan
berbicara dengan gambaran (lambing-lambang) yang telah didengar oleh pendengar.
6.
Sensasi
Sensasi yaitu sesuatu yang dapat memaksa pendengar menaruh perhatian kepada pembicara. Memaksa pendengar untuk mendengarkan tersebut
dilakikan dengan mengemukakan :
a.
Apa saja yang
serba hebat, serba besar, serba lain dari biasa
b.
Apa saja yang
serba baru yang belum pernah dialami
c.
Apa saja yang
tidak terduga atau tersangka
d.
Apa saja yang
serba melebihi harapan dan sebagainya di dalam cara menyampaikan undangan,
menyusun acara, dalam mencari kata-kata. Sensasi tentu saja harus digunakan
dalam batas-batas etika retorika.
7.
Sugesti
Sugesti yaitu sesuatu yang dapat menimbulkan keyakina tanpa
berpikir lebih lanjut. Sensasi dan sugesti haruslah bekerja bersama. Keduanya
tidak dapat dipisahkan . keduanya dapat memberikan kepastian batin kepada
audiensi .
8.
Prestise
Prestise yaitu suatu kekuatan dalam diri sesorang yang menyebabkan
orang lain segera membuka jiwanya untuk menerima dan memercayai ucapannya .
Prestise biasanya biasanya dimiliki seseorang setelah ia menunjukkan jasa-jasa yang luar biasa yang menimbulkan
rasa hormat orang kepadanya. Pembicara yang memiliki prestise yang tinggi lebih
mudah diikiti isi pesannya oleh audiensi .[8]
Menurut kaidah umum bahwa jika suatu usaha untuk mencapai tujuan
tertentu menggunakan pendekatan yang tepat, maka tujuan akan tercapai. Demikian
pula dakwah, obyeknya akan segera
mengikuti seruan dakwah jika telah dilaksanakan dengan pendekatan dan metode
yang tepat. [9]
4.
Faktor
Pendukung Dakwah Persuasif
a.
Pesona dari
da’i
Dakwah memerlukan para da’i yang muhlis, giat dan dinamis karena
seorang da’i adalah pendidik dan pembangun bangsa[10]
Dilihat dari fungsi tesebut , maka da’i mengemban tugas berat
sebagai agen pembangunan yang berkewajiban menyampaikan ajaran Islam kepada
manusia dan menjaga umat agar tidak tergelincir dalam jurang berbahaya.[11]
b.
Maddah (Materi Dakwah)
Maddah adalah isi pesan
atau materi yang disampaikan da’i kepada mad’u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa
yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu
membahas apa yang menjadi maddah dakwah adalah membahas ajaran agama islam itu
sendiri, sebab semua ajaran islam yang amat luas itu daoat dijadikan maddah
dakwah.[12]
5.
Faktor
Penghambat Dakwah Persuasif
Menurut Mar’at (1982) hambatan komunikasi persuasif di sebabkan
oleh faktor internal dan eksternal , factor internal berupa:
a.
Presepsi Sosial
b.
Posisi Sosial
c.
Proses Belajar
Sosial
Sedangkan faktor eksternal , hambatan komunikasi persuasif dapat
disebabkan oleh dalam member penguatan kepada sasarannya. .
B. Tahap Perubahan Perilaku
Menurut Majdi Hilali dalam bukunya, setiap Perubahan perilaku melewati tiga tahapan besar, yaitu akal, hati, dan hawa nafsu. Akal. Jika pemikiran manusia bersumber dari perasaan dan berpusat pada hati, maka yang menggerakkan perasaan itu adalah pikiran. Hati. Pemikiran menjadi pijakan dalam perbuatan namun tetap berlandaskan pada hati. Hawa nafsu. Rasa keinginan diri untuk melakukan sesuatu yang disenangi diri.[13] Proses perubahan mitra dakwah setelah mendapat pesan-pesan dakwah dapat melalui berbagai macam tahap dan cara yang berbeda. Dakwah selalu diarahkan menuju tiga aspek pada diri mitra dakwah. Yang pertama Efek Kognitif, Efek Afektif, Efek Behavioal. Perubahan sendiri pun harus berdasarkan keingingan dan kemauan diri sendiri.
Menurut Majdi Hilali dalam bukunya, setiap Perubahan perilaku melewati tiga tahapan besar, yaitu akal, hati, dan hawa nafsu. Akal. Jika pemikiran manusia bersumber dari perasaan dan berpusat pada hati, maka yang menggerakkan perasaan itu adalah pikiran. Hati. Pemikiran menjadi pijakan dalam perbuatan namun tetap berlandaskan pada hati. Hawa nafsu. Rasa keinginan diri untuk melakukan sesuatu yang disenangi diri.[13] Proses perubahan mitra dakwah setelah mendapat pesan-pesan dakwah dapat melalui berbagai macam tahap dan cara yang berbeda. Dakwah selalu diarahkan menuju tiga aspek pada diri mitra dakwah. Yang pertama Efek Kognitif, Efek Afektif, Efek Behavioal. Perubahan sendiri pun harus berdasarkan keingingan dan kemauan diri sendiri.
1.
Efek
Kognitif
Efek
kognitif adalah efek yang muncul pada mitra dakwah setelah mendapat pesan-pesan
dakwah secara Informative. Disini mitra dakwah akan mencoba memahami
secara logika tentang kebenaran pesan dakwah yang disampaikan oleh pendakwah.
Diharapkan setelah mendengar pesan yang di sampaikan oleh pendakwah, mitra
dakwah dapat mengubah pola pikirnya mengenai sesuatu hal yang berhubungan
dengan hal tersebut menuju pemikiran yang lebih benar dan terbuka.
2.
Efek Afektif
Efek Kognitif adalah efek yang ditimbulkan melalui sikap. Seorang mitra dakwah akan menunjukkan reaksinya ketika mendapat pesan-pesan dakwah dengan cara menolak atau menerima. Sikap adalah sama dengan proses belajar dengan 3 variabel sebagi penunjangnya, yaitu: perhatian, pengertian dan penerimaan. [14]. Tujuan dari komunikasi massa seperti ceramah adalah bukan hanya sekedar memberitahu public mengenai sesuatu tetapi juga mengajak khalayak atau media dakwah untuk turut merasakan hal tersebut. [15] Sebagai contoh ketika suatu media informasi memberi kabar bahwa seorang artis papan atas terjerat kasus narkoba, berbagai tanggapan muncul dari para masyarakat, ada yang marah, mencaci, bahkan ada yang mendukung. Beberapa sikap diatas lah yang dinamakan efek afektif, menunjukan melalui perbuatan.
3. Efek
Behavioral
Behavioral
adalah efek yang timbul setelah timbulnya dua efek sebelumnya, bisa berupa
tindakan atau tingkahlaku yang merealisasikan pesan yang di sampaikan sang
pendakwah. Seseorang akan bertindak dan bertingkahlaku setelah ia melewati
proses pemahaman tentang apa yang ia ketahui kemudian merasakan apakah hal itu
suatu yang benar atau salah, baru melakukan sebuah tindakan yang seharusnya ia
lakukan. Mitra dakwah di harapkan bias menyaring informasi dengan baik dan
benar lalu dapat mengamalkan dengan perbuatan sesuai dengan tuntunan yang benar
dari seorang pendakwah yang menyampaikan hal tersebut. Jika dakwah telah
menyentuh aspek behavioral, maka dakwah dapat di katakan berhasil dengan baik,
dan inilah tujuan final dakwah.[16]
Dakwah merupakan upaya mengubah masyarakat dari suatu tingkat keberagamaan tertentu ke tingkat yang lebih tinggi.[17]Dengan dakwah yang komunikatif dan cara yang tepat akan membuat mitra dakwah akan berangsur-angsur melakukan perubahan pada dirinya, entah dari segi pikiran, sikap, maupun perbuatan. Dakwah tidak akan pernah sia-sia jika di sampaikan dengan baik dan cara yang benar. Tanpa kekerasan dan pemaksaan. Jiwa yang tenang dan terarah akan membawa perubahan yang signifikan terhadap pola pikir yang sebelumnya salah menjadi benar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri mitra dakwah menjadikan dakwah sebagai penyelamatan. Dakwah dalam pengertian pencegahan atau sering disebut nahi mungkar adalah menjaga manusia tidak terperosok dalam kesalahan atau dosa dan tidak mengalami degredasi manusia.[18] Manusia atau mitra dakwah akan sedikit demi sedikit membuka pikiran dan menyadari kesalahannya lalu kembali ke jalan yang benar, dengan begitu dakwah telah menyelamatkannya dari perbuatan mungkar, disinilah dakwah berperan sebagai penyelamatan.
Dakwah merupakan upaya mengubah masyarakat dari suatu tingkat keberagamaan tertentu ke tingkat yang lebih tinggi.[17]Dengan dakwah yang komunikatif dan cara yang tepat akan membuat mitra dakwah akan berangsur-angsur melakukan perubahan pada dirinya, entah dari segi pikiran, sikap, maupun perbuatan. Dakwah tidak akan pernah sia-sia jika di sampaikan dengan baik dan cara yang benar. Tanpa kekerasan dan pemaksaan. Jiwa yang tenang dan terarah akan membawa perubahan yang signifikan terhadap pola pikir yang sebelumnya salah menjadi benar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri mitra dakwah menjadikan dakwah sebagai penyelamatan. Dakwah dalam pengertian pencegahan atau sering disebut nahi mungkar adalah menjaga manusia tidak terperosok dalam kesalahan atau dosa dan tidak mengalami degredasi manusia.[18] Manusia atau mitra dakwah akan sedikit demi sedikit membuka pikiran dan menyadari kesalahannya lalu kembali ke jalan yang benar, dengan begitu dakwah telah menyelamatkannya dari perbuatan mungkar, disinilah dakwah berperan sebagai penyelamatan.
C. Evaluasi Efek Dakwah
Dakwah adalah kegiatan untuk meningkatkan iman seseorang
atau kelompok. Sehingga ketika dakwah dilakukan oleh pendakwah dengan melakukan
pendekatan, strategi, metode, pesan, dan media yang digunakan, maka akan timbul
beberapa respon dari orang yang menerima dakwahnya.
Evaluasi efek dakwah sering kali diabaikan oleh
kebanyakan pendakwah baik perorangan maupun lembaga. Kebanyakan mereka setelah
dakwah disampaikan maka selesailah dakwah tersebut. Padahal, evaluasi itu
sangat penting untuk penentuan rencana dakwah yang akan dilakukan berikutnya.
Tanpa melakukan evaluasi dakwah, maka kesalahan-kesalahan yang merugikan tujuan
dakwah itu akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan mengevaluasi dakwah secara
cermat maka kesalahan akan diketahui dan penyempurnaan pada langkah-langkah
berikutnya. Oleh sebab itu perencanaan dakwah harus berdasarkan hasil evaluasi
sebelumnya. Tanyakan kepada panitia kekurangan dan kelebihan acara sebelumnya.
Sehingga di acara yang akan diadakan pendakwah bisa meningkatkan kelebihannya.[19]
Evaluasi efek dakwah harus dilaksanakan secara radikal
dan komprehensif, artinya tidak setengah-setengah. Seluruh komponen sistem
dakwah harus dievaluasi secara lengkap. Bahkan, evaluasi akan lebih baik jika
melibatkan para pendakwah lain, tokoh masyarakat, dan para ahli. Pendakwah
harus inklusif (memakai sudut pandang orang lain) disamping pekerjaannya dengan
menggunakan ilmu. Jika evaluasi tersebut telah menghasilkan keputusan, maka
segera diikuti tindakan korektif (teliti).
Kalau evaluasi dapat terlaksana dengan baik, maka
terciptalah suatu perjuangan di dakwah tersebut. Dalam agama, kegiatan tersebut
termasuk ihtiar insani, yaitu usaha maksimal untuk suatu tujuan sebelum berserah
diri tawakkal) akan hasil usahanya
kepada Allah.
Pada dasarnya evaluasi mencakup seluruh komponen dakwah
yang dikaitkan dengan tujuan dakwah yang telah ditetapkan dengan hasil yang
dicapai. Evaluasi selalu menggunakan perencanaan yang berisi tujuan sebagai
tolak ukurnya. Dengan demikan, dakwah yang tidak terencana berarti dakwah yang
tidak dievaluasi hasilnya.
Oleh sebab itu, setelah persuasi dakwah dilakukan, perlu
dilaSkukan evaluasi. Rousydy (1989: 335-337) menetapkan
beberapa hal yang harus dievaluasi sebagai berikut:
1.
Penyajian pesan
komunikasi
Penyajian pesan komunikasi adalah tahap pertama dalam
proses persuasi. Walaupun dakwah bukan satu-satunya faktor yang menentukan,
tetapi tahap ini sangat penting. Oleh sebab itu seorang pendakwah harus
memahami masyarakat yang akan menerima dakwahnya.[20]
Hal ini berhubungan dengan materi yang akan disampaikan. Kesesuaian materi
dengan tingkat pengetahuan dan kondisi masyarakat akan berpengaruh lancarnya
proses dakwah. Penyajian pesan dapat dilakukan melalui saluran atau media,
yaitu alat atau media yang digunakan untuk menyampaikan isi dakwahnya kepada
pendengar.[21]
Saluran atau media yang digunakan harus merujuk pada pesan yang akan
disampaikan. Maka dari itu komunikasi yang baik juga sangat penting untuk
berdakwah. Di dalam berdakwah, yaitu kegiatan yang menyeru dan mengajak orang
untuk beriman dan taat kepada Allah. Seseorang harus memerhatikan pesan yang
akan disampaikan, jika seseorang tidak mampu berkomunikasi (lisan maupun
tulisan) dengan baik di depan publik, maka dia tidak mempunyai etika komunikasi
yang baik dalam berdakwah.
2.
Perhatian
Setelah dakwah sudah
disampaikan kepada orang yang menerima dakwah baik pendengar ataupun pembaca.
Tidak mungkin kita dapat memengaruhi seseorang lewat kata yang diucapkan maupun
tulisan, jika orang tersebut tidak menaruh perhatian terhadap isi pesan dakwah
yang disampaikan. Bertambahnya perhatian pendengar pada dakwah karena sering
mendengar dan mengalami dalam hidup pendengar. Adanya perasaan perhatian pada
dakwah, dapat mendekatkan pendengar pada Allah SWT. Semua itu menamhahkan
pendengar terhadap maksud dan tujuan dakwah.[22]
Perhatian bisa datang dari luar (eksternal) bisa juga dari dalam (internal).
Faktor dari luar secara psikologi biasa memiliki sifat-sifat lebih menonjol,
misalnya karna pergerakan atau pengulangan.
a.
Prinsip pergerakan
Secara psikologi, pergerakan dapat menarik perhatian
manusia. Benda kecil yang bergerak lebih menarik dari pada benda besar yang
diam, maka dari itu pendakwah setidaknya menggerak-gerakan tangannya dan
kepalanya agar pendengar tertuju kepadanya.
b.
Prinsip pengulangan
Secara psikologi, perulangan mendengar, perulangan
perjumpaan dan pengulangan dapat menarik perhatian.[23]
3.
Pemahaman
Setelah pendakwah mendapat perhatian dari orang yang
menerima dakwah, maka apakah mereka dapat memahami apa yang disampaikan dengan
baik. Apakah akan timbul masalah salah paham, salah tafsir, atau salah
menjelaskan. Karna tidak mungkin kita memengaruhi orang, jika mereka tidak
memahami maksud dan tujuan pendakwah.
4.
Tunduk pada pesan
pembicara
Sejauh mana pendengar dan pembaca meyakini isi pesan yang
telah dipahami. Tunduk pada pesan pembicara tidak akan terjadi, jika pendengar
dan pembaca belum meyakini kebenaran isi dakwah dan keuntungan yang didapat
dengan mematuhi pesan tersebut, setidaknya mereka bisa menghindari kerugian
yang terjadi menimpa mereka.
5.
Penahanan dalam
ingatan
Jika pendengar sudah minat dan tunduk pada pesan
pembicara, maka sejauh mana mereka menahan dalam ingatan mereka. Penahanan yang
dimaksud tidak hanya bersifat sementara. Agar pendengar dapat mengingat isi
pesan dakwah, pendakwah bisa menggunakan kisah-kisah dalam Al-Qur’an. Dengan
menggunakan kisah-kisah dalam Al-Qur’an pesan-pesan yang terkandung dalam
Al-Qur’an dijadikan pelajaran dalam hidup si pendengar/pembaca.
6.
Tingkah laku
Pendengar dakwah harus benar-benar melaksanakan tingkah
laku sesuai dengan harapan pendakwah. Isi pesan yang disampaikan dapat berhasil
atau tidaknya ditentukan dengan penilaian:
1.
Bahwa pendengar
telah merasa dan berfikir seperti apa yang dirasakan pembicara.
2.
Bahwa pendengar
dapat memahami isi pesan dengan baik.
3.
Bahwa pendengar
sudah paham dan sependapat dengan pembicara.
4.
Bahwa pendengar
sudah yakin seyakin-yakinnya atas isi pesan yang disampaikan.
5.
Bahwa pendengar
sudah bertingkah laku seperti yang dimaksud dan tujuan isi pesan
6.
Bahwa pendengar
rela berkorban untuk membela kebenaran isi pesan.
Dalam komunikasi jika pendakwah
tidak mencapai tujuan yang direncanakan, pendengar tidak bisa disalahkan.
Pembicara harus intropeksi diri untuk mengetahui kesalahan nya dan penyebabnya,
sehingga isi pesan tidak mencapai tujuan.[24]
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pernyataan
di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi persuasif itu tidak mudah, namun
bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Dikatakan tidak mudah karena banyak
hambatan yang merusak berlangsungnya komunikasi. Dalam komunikasi yang saling
bergantung antara unsur satu dengan unsur lainnya, gangguan komunikasi bisa
saja terjadi pada semua elemen atau unsure-unsur yang mendukung terlaksananya
komunikasi, termasuk unsur pendukung, seperti lingkungan. Namun, dikatakan bisa
ditempuh karena hambatan itu bisa di hindari dan diatasi.
Perubahan prilaku biasanya melalui
beberapa tahapan, yang pertama akal, kedua hati, dan ketiga hawa nafsu. Efek
yang terjadi pada mitra dakwah setelah menerima pesan-pesan dakwah ada tiga,
yaitu, Efek Kognitif, Efek Afektif, dan
Efek Behavioral. Efek kognitif efek yang bersifat informative. Efek Afektif
efek yang menimbulkan efek dapat merasakan secara emosional. Dan yang terakhir
adalah efek behavioral yaitu efek yang menyebabkan mitra dakwah benar-benar
dapat merubah sikap sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh pendakwah. Jika
seorang mitra dakwah sudah mencapai fase behavioral maka dakwah tersebut bisa
dikatakan sukses. Oleh karna itu
evaluasi dakwah diperlukan agar tidak mengulangi kesalahan-kesalahan
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Moh Ali. Ilmu dakwah. Jakarta: Kencana. 2017.
Bisri, Hasan. Ilmu
Dakwah Pengembangan Masyarakat. Sidoarjo: CV.Cahaya Intan XII. 2014.
Syarif, Faqih. Menjadi
Dai Yang Dicintai. Jakarta:PT. Gramedia. 2011.
Mudjiono,
Yoyon. Teknik Komunikasi dalam
Pembelajaran. Surabaya: Dakwah Digital Pers. 2009.
Ridla,
Rosyid dkk. Pengantar Ilmu Dakwah. Yogyakarta:
Penerbit Samudra Biru. 2017.
SSholeh,
Shonhadji. Sosiologi Dakwah.
Surabaya: IAIN Sunan Ampel Pers. 2011.
Syahputra,
Iswandi. Komunikasi Profetik.
Bandung: Refika Offset. 2007.
Aswadi.
Debat Terbuka. Surabaya: Dakwah
Digital Pers. 2009.
Ilahi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT.Remaja
Rosdakary. 2010.
Karlina,
Siti. Komunikasi Massa. Jakarta:
Penerbit UT. 1999.
Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2011.
Amin,
Samsul Arifin. Ilmu Dakwah. Jakarta:
Penerbit Amzah. 2009.
Najamuddin. Metode Dakwah Menurut
Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. 2008.
Pirol, Abdul. Komunikasi
Dan Dakwah Islam. Di https://books.google.co.id/ ( di akses 24 August 2019 )
Andaara,
Mahestha Rastha. Tak Kenal Maka Tak
Dakwah. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2019,
Mahmud, Ali Abdul Halim. Dakwah Fardiyah. Di https://books.google.co.id/ ( di akses 19 September 2019 )
[1] Yoyon Mujiono, Teknik Komunikasi dalam Pembelajaran,
(Surabaya: Dakwah Digital Pers,2009), h. 15
[2] Yoyon Mujiono, Teknik Komunikasi dalam Pembelajaran,
(Surabaya: Dakwah Digital Pers,2009), h. 16
[3] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Cet 6, (Jakarta: Kencana, 2017), h.382
[4] Hasan Bisri, Ilmu Dakwah Pengembangan Masyarakat Cet
1, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Pers,
2014), h. 27
[5]
Ibid.
[7]
Ibid.
[8] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Cet
6 (Jakarta: KENCANA, 2017) hh 382- 385
[9] Hasan Bisri, Ilmu Dakwah
Pengembangan Masyarakat, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Pers, 2014) , h. 140
[10] N. Faqih Syarif H, Menjadi
Da’I Yang Dicinta, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2011) , h. 32
[11] M. Rosyid Ridla, Afif Rifa’I,
Suisyanto, Pengantar Ilmu Dakwah,(Yogyakarta:
Penerbit Samudra Biru, 2017) , h. 118.
[12] Hasan Bisri, Ilmu Dakwah
Pengembangan Masyarakat, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Pers, 2014) , h. 59
[13] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Cet.6 (Jakarta, Kencana,
2017), h.389.
[14] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Cet.6, (Jakarta, Kencana,
2017), h.391.
[16]
Siti Karlinah, Komunikasi
Massa, (Jakarta, Penerbitan UT,
1999)
[17] Shonhadji Sholeh, “Ilmu Dakwah”
dalam Jurnal Vol.9 No.1 April 2004
[18] Shonhadji sholeh, Sosiologi
Dakwah, Cet.1 (Surabaya, IAIN Sunan Ampel, 2011).
[19] Mahestha Rastha Andaara, Tak Kenal Maka Tak Dakwah, (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2019), hh 193
[20]
Najamuddin, Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2008), hh. 29
[21]
Abdul Pirol, Komunikasi Dan Dakwah Islam, diakses dari https://books.google.co.id/, pada
tanggal 24 August 2019 pukul 12.45
[22] Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardiyah, diakses dari https://books.google.co.id/, pada tanggal 19 September 2019 pukul 09.30.
[23]
Faizah, dkk. Psikologi Dakwah, diakses dari https://books.google.co.id/, pada tanggal 24 August 2019 pukul 12.50.
Makalahnya sangat bermanfaat bagi siapa saja yang belum mengetahui tentang efek dakwah.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSangat bermanfaat dan semoga bisa mengambil banyak ilmu dari materi tsb. Ppt nya pun juga bagus. Terima kasih
BalasHapusAlhamdulillah karya yg sangat baik, semoga dapat memberi penjelasan dan bermanfaat bagi kita semua, aamiin
BalasHapusGood job, terus belajar yaaaah, jangan mudah puas dengan hasilnya:))
BalasHapusBanyak orang yang mencela dakwah, tapi tanpa disadari dia berperilaku baik karena mendengarkan dakwah
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusMaterinya daoat meberikan lebih banyak pengetahuan tentabg dakwah kepada para pembaca, good job
BalasHapusMateri yang disampaikan sangat bermanfaat dan mudah dipahami,semoga juga bisa bermanfaat bagi pembaca yg lain
BalasHapusMaterinya daoat meberikan lebih banyak pengetahuan tentabg dakwah kepada para pembaca, good job
BalasHapusMaterinya daoat meberikan lebih banyak pengetahuan tentabg dakwah kepada para pembaca, good job
BalasHapusteruslah berkarya, jangan sampai putus asa wess...
BalasHapuspenyampaian materi dalam bentuj tulisan yang cenderung mudah untuk dipahami. di sisi lain, materi yang di sampaikan sangat bermanfaat sebagai sarana berinteraksi dalam dakwah. meskipun juga bisa diaplikasikan di luar ranah dakwah tentunya dengan tujuan dan proses yang positif.
BalasHapusPenyampaian materi pada makalah ini sudah bagus, dan bermanfaat apabila nantinya bisa dibyat referensi.
BalasHapusSangat membantu pengetahuan bagi semua orang yang membaca, materinya juga bagus
BalasHapusterima kasih
Bahasannya mudah di pahami,penyusunan sudah bagus
BalasHapusIsi materi sudah baik, namun tanda bacanya masih ada sebagian yang salah
BalasHapusUntuk materinya jangan terlalu rumit yaa cukup kamu aja yg , jangan materinya juga , like like
BalasHapusMakalahnya sudah bagus, bermanfaat bagi saya yang belum mengetahui tentang tahap perubahan perilaku dan evaluasi dalam berdakwah
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMakalahnya sangat bagus dan mengena kepada substansi dari tujuan dan pengertian dakwah sendiri. Tapi alangkah lebih baik lagi kalau disertakan suatu contoh dari penerapan dakwah.
BalasHapusMakalahnya sudah bagus isinya juga lengkap dan mudah dipahami pembacanya, penataannya juga sudah rapi
BalasHapusSudah bagus, tapi ada paragraf yang masih perlu di tata lagi
BalasHapusTerima kasih makalah anda bagus dan bermanfaat bagi saya
BalasHapusMateri cukup bagus mudah dipahami tapi ada penulisan yang harus di perbaiki
BalasHapusMateri yang dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan kita tentang apa efek dakwah itu.. semoga bermanfaat bagi kita semua.. good job👍
BalasHapusTerima kasih, materinya sangat bermanfaat, terutama buat saya pribadi. Sukses untuk kedepannya ukhti 🤗
BalasHapusAlhamdulillah Materinya mumpuni, menambah wawasan kita,,,
BalasHapusLanjutkan .. good luck.
Makalahnya mantul terimakasih dan terus membuat makalah yang lebih bagus dan bermanfaat
BalasHapusMeski contoh dari penerapan dakwahnya kurang, tapi ok lah sangat bagus materi anda. Semoga bermanfaat bagi pembacanya��
BalasHapusPenyajian materi yang mudah dipahami oleh khalayak umum. Sangat bermanfaat bagi kami selaku kaum penimba ilmu untuk dijadikan bahan acuan dan referensi bacaan. Terima kasih banyak 😊
BalasHapusSelain bisa membantu meringankan tugas alhamdulillah bisa menambah wawasan tentanh islam
BalasHapusAlhamdulillah,,, makalah ini bagus sekali dns semoga bermanfaat bagi penulis dan pembacanya. Terimakasih 😊
BalasHapusAlhamdulillah. Materi nya bermanfaat , membantu sekali untuk mempermudah mencari tentang materi dakwah
BalasHapusMasyaAllah, artikel ini sangat bagus. Dapat bermanfaat bagi saya. Syukron
BalasHapusMakalahnya sangat bagus dan mengena kepada substansi dari tujuan dan pengertian dakwah sendiri. Tapi alangkah lebih baik lagi kalau disertakan suatu contoh dari penerapan dakwah.
BalasHapusAlhamdulillah...sangat membantu sekali artikel ini dalam memberikan pemahaman mengenai seluk beluk dakwah.alhamdulillah saya paham dan dapat menyerap informasi di setiap kata dengan mudah... ☺
BalasHapusSemoga bernilai ibadah bagi penulis dan pembaca... Aamiinn
Alhamdulillah Ilmu dalam makalah ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari hari
BalasHapusMakalahnya mantap, semoga istiqomah dalam berkarya dan bermanfaat bagi yang lain
BalasHapusGood job, sangat membantu dan blognya sangat bagus semoga kedepannya bisa berkarya :))
BalasHapusAlhamdulillah bagus mudah di fahami Dan dapat menjadi tambahan ilmu bagi pembaca
BalasHapusMakalah ini sangat bagus,isinya sehingga saya mengetahui apa itu efek dakwah
BalasHapusAlhamdulillah isi dari pada makalahnya bagus dan mudah dipahami tetapi mungkin ada satu atau dua kalimat yang salah dalam penulisanya..
BalasHapusGaya bahasanya sudah bagus , isinya juga sudah bagus , di tunggu karya selanjutnya
BalasHapusAlhamdulillah isi dari pada makalahnya bagus dan mudah dipahami tetapi mungkin ada satu atau dua kalimat yang salah dalam penulisanya..
BalasHapusGood job
BalasHapusMakalah ini sangat membantu para pelajar untuk mengenal apa arti dakwah
BalasHapusSemoga bermanfaat dengan makalah ini untuk semua Bagi semua pelajar
BalasHapus.
مع التوفيق والنجاح
Good job. nice
BalasHapustetap kembangkan karya - karya yang lebih baik lagi bagi bangsa ini..
semangat😅
semangat bi ��
BalasHapusakalah ini sangat bagus,isinya sehingga saya mengetahui apa itu efek dakwah
BalasHapusSangat bermanfaat dan menginspirasi kita sebagai kaum milenial saat ini yang mampu mengerti apa itu dakwah
BalasHapusSangat bagus sekali,,menambah wawasan dan ilmu
BalasHapusAlhamdulillah...sangat membantu sekali informasi ini dalam memberikan pemahaman mengenai seluk beluk dakwah. Meskipun ini bukan merupakan bidang saya, namun alhamdulillah saya paham dan dapat menyerap informasi di setiap kata dengan mudah... ☺
BalasHapusSemoga bernilai ibadah bagi penulis dan pembaca... Aamiinn
Banyak kata yang kurang saya pahami makna dan maksudnya, tetapi penulis mampu mengemas apik dengan bahasa dan penjelasan yang dapat memudahkan para pembaca. Terimakasih dan tetaplah berkarya walau hanya sekadar wacana.
BalasHapusAlhamdulillah setelah membaca subab ini ,saya biaa mengetahui fadhillah dari pada berdakwah,semoga menjadi ilmu yang barokah aaamminnn
BalasHapusAlhamdulillah dari makalah ini saya bisa memahami sedikit tentang bagaimana metode2 peesuasif dakwah. Terimakasih untuk penulis. Jangan mudah puas. Terus berkarya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBarokallah ilmu yang disampaikan, semoga dengan adanya makalah ini orang lain bisa menambah pengetahuan mereka
BalasHapusLanjutkan.........