PENDALAMAN TERAPI SHOLAT BAHAGIA
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
memberitakan kepada kita bahwa Dia menciptakan jin dan manusia hanya untuk
beribadah kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إلاَّ
لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka beribadah kepadaku.(Adz-Dzariyat/51:56)
Ibadah
merupakan salah satu tujuan penciptaan manusia. Dan untuk merealisasikan tujuan
tersebut diutuslah para rasul sebagai petunjuk umatnya menuju jalan yang benar.
Secara garis besar ibadah di bagi menjadi dua, yakni ibadah horizontal dan ibadah vertikal. Ibadah
hirozontal merupakan ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba kepada sesamanya.
Sedangkan, ibadah vertikal merupakan ibadah yang dilakukan seorang hamba kepada
Allah SWT. Slah satu contoh ibadah ibadah vertikal merupakan sholat.
Secara bahasa sholat
bermakna do’a, sedangkan secara istilah, sholat merupakan suatu ibadah wajib
yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang di awali dengan takbirotul ihram
dan diakhiri dengan salam sengan rukun dan persyaratan tertentu.
Sholat
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Islam. Menunaikan
sholat adalah salah satu bentuk pembuktian keimanan seorang hamba kepada yang
khaliq. Sholat juga merupakan rukun Islam yang tidak lain merupakan dasar
keimanan. Melalui sholatlah suatu interaksi langsung yang dapat seorang hamba
lakukan kepada sang Pencipta.
Seperti panggilan sholat yang ada pada lafadz azan hayyaala
shalah (mari kita melaksanakan sholat) kemudian hayyaalal falah
(mari kita meraih kebahagiaan), dari situ dapat diketahui bahwasannya sholat
membawa kebahagiaan bagi yang melaksanakannya. Akan tetapi tidak bisa
dipungkiri bahwasannya tidak semua orang dapat merai kebahagiaan tersebut. Masih
banyak yang melaksanakan sholat tetapi kurang khusyu’ dan tidak menikmati
sholatnya. Dalam hal ini Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag (trainer “Pendalaman Terapi Sholat Bahagia)
mengungkapkan sebuah kriteria meraih kebahagiaan dengan sholat menggunakan T2Q
(Tawakal, Tumaknina, dan Qana’ah).
Dalam terapi sholat bahagia Prof.
Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag menghadirkan solusi untuk menghadirkan kebahagiaan
melalui sholat. Cara yang digunakan adalah dengan mengingat segala anugrah
nikmat yang Allah berikan karena sesungguhnya kebahagiaan adalah bagaimana kita
bisa merealisasikan rasa syukur dalam kehidupan. Terapi sholat bahagia oleh Prof.
Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag juga memberi solusi bagi yang sedang sakit atau
memiliki masalah hidup, karena hanya kepada Allahlah tempat pengaduan dan
tempat meminta pertolongan yang paling tepat. Dalam terapi sholat bahagia ini
terdapat beberapa do’a dan renungan dalam gerakan sholat. Secara garis besar
terdapat 6 gerakan, yakni berdiri, rukuk, sujud, duduk diantara dua sujud, dan
tasyahud dengan kata kunci yang mudah di hafal yakni ; SUBHAN TURUT HADIR di
MASJID untuk AKSI SOSIAL. Berikut ini adalah penjelasan penghayatan dan
renungan pada setiap sholat:
1.
Posisi berdiri
Pada posisi berdiri do’a dilakukan setelah membaca surah al fatihah.
Ø Kata kunci :
SUBHAN ( Syukur, Bimbingan, Ketahanan Iman)
Ø Renungan/Do’a
(Dalam Hati, Tidak Boleh Diucapkan) :
1.
Syukur : “ Wahai Allah aku bersyukur
atas semua nikmatmu”
2.
Bimbingan : “ Bimbinglah aku dan keluarga agar
tetap di jalan yang benar”.
3.
Ketahanan Iman : “ Berilah aku ketahanan iman untuk melawan
hawa nafsu agar selamat dari kesesatan dan murkamu”.
Tambahan (jika
ingin lebih detail) :
1.
Aku berterima kasih atas semua nikmar-Mu yaitu (1)...(2)...(3)dst
(menyebutkan daftar anugrah dari Allah yang pernah dirasakan). Ampunilah aku,
karena sering mengeluh dan kurang berterima kasih kepada-Mu.
2.
Wahai Allah, setiap saat, aku,istri/suami dan anak-anakku
menghadapi godaan dosa, terutama godaan harta san nafsu terhadap pria atau
wanita yang Engkau haramkan. Berilah kami ketahan iman agar ketampanan, kecantikan,
kekayaan, dan fasilitas kekuasaan tidak menjerumuskan kami ke dalam dosa.
2.
Posisi rukuk
Do’a dibaca setelah membaca do’a rukuk. Posisi rukuk yang benar
dengan posisi kaki agak diangkat ke atas. Dan punggung lurus ke depan.
Ø Kata kunci :
TURUT (Tunduk Menurut)
Ø Renungan/Do’a (Dalam
Hati, Tidak Boleh Diucapkan) :
1.
Tunduk : “ Wahai
Allah, aku tunduk membungkuk kepada kehendak-Mu. Aku bertasbih dan menyerahkan
hidup-mati, sehat-sakit, kaya-miskin, dan semua persoalan kepada-Mu.”
2.
Menurut :
“Aku menurut kepada semua perintah-Mu. Ampunilah dosa-dosaku”.
Tambahan jika ingin lebih detail :
1.
Wahai Allah, aku mempunyai
masalah yaitu (1)...(2)...(3)dst (menyebutkan
daftar massalah) .
2.
Wahai Allah aku iklas, ridho, tidak mengeluh atas masalah tersebut.
Jika pernah mengeluh, itu karena kebodohanku. Ampuilah aku.
3.
Wahai Allah aku yakin (3x) Maha Kuasa Menolong aku. Enfkau pasti
(3x) menyayangi aku, dan tidak mungkin membiarkan aku sendirian menghadapi
masalah dan harapanku itu.
4.
Wahai Allah, aku pasrah (3x); aku pasrahakan masalah tersebut
kepada-Mu. Terserah Engkau, sebab Engkau pasti (3x) memberi yang terbaik
untukku. Aku ikhlas apapun keputusan-Mu.
3.
Posisi I’tidal
Do’a dibaca setelah membaca do’a I’tidal
Ø Kata Kunci : HADIR ( Hak pujian; Takdir)
Ø Renungan/Do’a
(Dalam Hati, Tidak Boleh Diucapkan):
1.
Hak Pujian :
“Hanya Engkau yang berhak dipuji. Ampunilah aku karena terlintas mengharap
pujian manusia”.
2.
Takdir Allah : “
Semua hal terjagi atas takdir-Mu. Aku ridla dan ikhlas menerimanya.”
Tambahan (jika ingin lebih detail) :
1.
Wahai Allah, hapuskanlah di hatiku mengharap penghormatan, pujian,
dan terima kasih orang. Sebaliknya, jadikan aku selalu menghormati, menghargai
dan berterima kasih kepada orang. Kuatkan kesabaranku menghadapi cacian dan
kedzaliman orang.
2.
Aku ikhlas, ridlo, tidak mengeluh atas semua takdir-Mu. Rencanamu
pasti (3x) yang terbaik untukku.
4.
Posisi Sujud
Do’a dibaca setelah membaca do’a Sujud
Ø Kata Kunci :
MASJID (Maaf, Sinar, Jiwa, dan Raga)
Ø Renungan /Do’a
(Dalam Hati, Tidak Boleh Diucapkan) :
1.
Maaf : “ Maafkan
dosa-dosaku, bapaj-ibu dan keluargaku.”
2.
Sinar : “
Sinarilah hati, lidah, mata, dan telingaku agar selalu berbuat yang Engkau
ridlai”.
3.
Jiwa dan raga : “
Jiwa dan ragaku dalam kekuasaan-Mu. Aku serahkan hudup-mati, sehat-sakit, kaya
miskin dan semua persoalan kepada-Mu”.
Tambahan (jika ingin lebih detail) :
1.
Wahai Allah, ampunilah aku, kedua orang tuaku, istri/suami, dan
anak-anakku, lebih-lebih mereka yang telah meninggal dunia. Jauhkan mereka dari
siksa kubur dan neraka. Jadikan kuburan sebagai taman syurga yang menyenangkan
mereka. Jika dalam pandangan-Mu ada kebaikan pada diriku, jadikan kebaikan itu
bagian dari pahala yang teralirkan untuk ibu-bapakku, guru-guruku, keluargaku,
dan semua orang yang berjasa mengantarkan aku sampai aku menjadi “orang”
seperti saan ini.
2.
Berikan cahaya-Mu untukku, istri/ suami dan anak-anakku, agar
hatiku bersih dari iri dan dengki. Jadikan semua perkataan kami benar dan
menyemangati semua orang; serta telinga kami peka terhadap Qur’an dan panggilan
azan.
3.
Wahai Allah, aku mempunyai masalah
yaitu (1)...(2)...(3)dst (menyebutkan daftar massalah) .
4.
Wahai Allah aku iklas, ridho, tidak mengeluh atas masalah tersebut.
Jika pernah mengeluh, itu karena kebodohanku. Ampuilah aku.
5.
Wahai Allah aku yakin (3x) Maha Kuasa Menolong aku. Enfkau pasti
(3x) menyayangi aku, dan tidak mungkin membiarkan aku sendirian menghadapi
masalah dan harapanku itu.
Wahai Allah,
aku pasrah (3x); aku pasrahakan masalah tersebut kepada-Mu. Terserah Engkau,
sebab Engkau pasti (3x) memberi yang terbaik untukku. Aku ikhlas apapun
keputusan-Mu.
5. Posisi
Duduk Antara Dua Sujud
Do’a dibaca setelah membaca do’a Antara Dua Sujud
Ø Kata Kunci :
AKSI (Ampunan, Kasih, Sejahtera, Iman)
Ø Renungan /Do’a
(Dalam Hati, Tidak Boleh Diucapkan):
Wahai Allah,
berilah aku : “Ampunan, Kasih, Sejahtera, dan Iman)
Tambahan (jika ingin lebih detail) :
1. Wahai Allah,
ampunilah dosa-dosaku.
2. Kasihilah aku.
Cintailah aku. Jadikan hidupku penuh kasih bersama keluarga dan semua manusia.
Kasihanilah aku yang telah berusaha keras membahagiakan keluargaku. Kepada
siapa lagi aku membahagiakan keluargaku. Kepada siapa lagi aku memohon belas
kasih jika bukan kepada-Mu.
3. Berilah aku
rizki yang melimpah untuk keluarga, syiar agama, dan menolong fakir miskin.
Jadikan aku lebih senang memberi daripada diberi. Berilah aku kesehatan dan kesembuhan
dari semua penyakit.
4. Kuatkanlah
imanku agar aku semakin dekat denga-Mu, sabar, dan tegar menghadapi apapun
cobaan dari-Mu.
6. Posisi
Tasyahud
Do’a dibaca setelah membaca do’a Tasyahud
Ø Kata Kunci :
SOSIAL (Sholawat, Persaksian, Tawakal)
Ø Renungan /Do’a
(Dalam Hati, Tidak Boleh Diucapkan):
1.
Sholawat : “
Sholawat dan salam untuk Nabi SAW. Berikan aku kekuatan menyontoh akhlaknya”.
2.
Persaksian : “ Aku bersaksi, Tiada Tuhan selain Engkau, dan
Muhammad adalah utusan-Mu. Jadikan syahadat pegangan dan penutup hidupku”.
3.
Tawakal : “Aku
serahkan hidup-mati, sehat-sakit, kaya-miskin dan semua persoalan kepada-Mu.
Tambahan (jika ingin lebih detail) :
1.
Jadikan aku, istri/suami dan anak-anakku berakhlaq seperti nabi-Mu.
Mudahkan aku dan keluarga beribadah di Mekah dan Madinah, serta berdo’a di
dekat makam nabi-Mu. Aku berharap di hari kiamat kelak mendapat syafa’at
Nabi-Mu. Di syurga, Engkau pertemukan kami sekeluarga dengan nabi-Mu.
2.
Jadikan syahadat penambah percaya diriku, penghilang kecemasanku penyemangat kerjaku, dan penguat optimisku.
Jadikan la ilaha illallah kata terakhirku
ketikat Izrail mencabut nyawaku.
3.
Wahai Allah, aku mempunyai masalah
yaitu (1)...(2)...(3)dst (menyebutkan daftar massalah) .
4.
Wahai Allah aku iklas, ridho, tidak mengeluh atas masalah tersebut.
Jika pernah mengeluh, itu karena kebodohanku. Ampuilah aku.
5.
Wahai Allah aku yakin (3x) Maha Kuasa Menolong aku. Enfkau pasti
(3x) menyayangi aku, dan tidak mungkin membiarkan aku sendirian menghadapi
masalah dan harapanku itu.
Wahai Allah,
aku pasrah (3x); aku pasrahakan masalah tersebut kepada-Mu. Terserah Engkau,
sebab Engkau pasti (3x) memberi yang terbaik untukku. Aku ikhlas apapun keputusan-Mu.
6.
Wahai Allah sekarang aku lebih bahagai. Aku akan menoleh ke kanan
dan kiri. Berikan kemudahan hidup, kesuksesan dan kebahagiaan semua orang di
sebelah kanan dan kiriku, assalamualaikum warahmatullah.
Dengan metode penghayatan, renungan, serta do’a yang dilakukan
dalam sholat inilah sebuah kebahagiaan dalam
sholat dapat diraih tanpa mengurangi nilai-nilai penting dalam sholat itu
sendiri. Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag melakukan training Pendalaman
Terapi Sholat Bahagia ini tidak hanya di banyak kota di dalam negeri ini,
melainkan sampai ke manca negara pula. Telah banyak yang membuktikan
keberhasilan terapi sholat bahagia ini.
01 Desember 2019
Zanuba Arifah Amrya